15 Jan

Importir Nakal Salah Satu Penyebab Dwelling Time Lelet di Priok

Waktu tunggu bongkar muat kontainer hingga keluar pintu pelabuhan (dwelling time) yang lelet salah satunya karena ulah importir. Mereka diduga dengan sengaja menaruh barangnya lebih lama dan tak segera mengurus dokumen pemasukan barang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Staf Khusus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sonny Harry B Harmadi, mengatakan, para importir itu lebih senang menaruh barangnya di pelabuhan karena tarif sewanya murah. Jauh berbeda bila dibandingkan mereka membuat gudang penyimpanan sendiri di luar pelabuhan.

“Dwelling time itu menurut saya karena nakalnya importir. Karena mereka nggak punya storage. Nggak punya gudang sendiri. Nah, biaya menaruh barang di pelabuhan itu lebih murah dibanding mempunyai gudang sendiri,” ujarnya saat berbincang dengan detikFinance, Kamis malam (9/7/2015).

Menurut Sonny, otoritas pelabuhan harus menaikkan tarif sewa penitipan kontainer itu agar importir tak berlama-lama mengendapkan barangnya di pelabuhan. Jika kurang berhasil, maka otoritas pelabuhan harus mengambil tindakan lebih tegas.

“Karena pelabuhan itu terkait dengan kapasitas. Full capacity terjadi akibat kontainer-kontainer yang mangkrak, yang tidak diambil pemiliknya. Kalau lewat dari masa waktu tertentu, dikeluarkan saja. Digeser,” tambahnya.

Selain perilaku importir, dwelling time juga sangat tergantung pada mata rantai pengurusan izin barang keluar dari pelabuhan. Saat ini, setidaknya ada 14 instansi yang terkait dengan pemberian izin itu. Jumlah instansi yang terlalu banyak tersebut membuat proses perizinan membutuhkan banyak waktu.

related posts

add a comment